Beranda | Artikel
Pemuda Yang Dinaungi Allah Pada Hari Kiamat
Senin, 24 Mei 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Pemuda Yang Dinaungi Allah Pada Hari Kiamat merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah pada Ahad, 11 Syawal 1442 H / 23 Mei 2021 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Pemuda Yang Dinaungi Allah Pada Hari Kiamat

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ

“Ada 7 orang yang akan Allah berikan naungan dimana di hari itu tidak ada naungan kecuali naungan Allah.”

Di antara 7 orang yang diberikan oleh Allah nanti pada hari kiamat naungan:

وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ

“Pemuda yang tumbuh diatas ibadah kepada Allah.”

Allah menyebut pemuda karena kalau orang tua rata-rata sudah sadar bahwa dirinya mau meninggal. Semangat kepemudaan pada orang tua juga sudah lemah. Makanya banyak orang tua yang kemudian taubat, sadar, dan beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tapi kalau ada orang tua umur 60 tahun masih berbuat maksiat, maka ini bahaya. Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أَعْذَرَ اللهُ إِلَى امْرِئٍ أَخَّرَ أَجَلَهُ حَتَّى بَلَغَ سِتِّيْنَ سَنَةً

“Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak lagi menerima udzur kepada seorang hamba yang dipanjangkan umurnya sampai 60 tahun.” (HR. Bukhari)

Artinya kalau sudah 60 tahun belum taubat juga, ini mengerikan. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memuji para pemuda yang mereka masyaAllah tumbuh diatas ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena kebanyakan pemuda itu senangnya bermain dan menghambur-hamburkan waktu. Hal ini karena syahwat pemuda lebih kuat. Sehingga jarang yang mau ngaji dan beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan keutamaan kepada pemuda-pemuda yang tumbuh dalam rangka ibadah kepada Allah. Merekalah pemuda yang akan Allah naungi dibawah ‘Arasy-Nya.

Allah mengisahkan 7 orang pemuda di bawah penguasa Tirani yang menyembah berhala dan membunuh serta memaksa rakyatnya untuk menyembah berhala. Tapi ada 7 pemuda yang mereka tetap istiqamah diatas ibadah kepada Allah.

Pergilah mereka ke gua untuk menyelamatkan diri. Ternyata Allah berikan kepada mereka keistimewaan. Mereka dijadikan oleh Allah tidur selama 309 tahun.

وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا

Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun.” (QS. Al-Kahfi[18]: 39)

Allah muliakan mereka karena mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Allah. Makanya pemuda-pemuda yang beriman kepada Allah itu luar biasa.

Bagaimana kita menjadi pemuda yang beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar nanti mendapatkan naungan nanti pada hari kiamat?

1. Mentauhidkan Allah

Jadilah pemuda yang mentauhidkan Allah dan menjauhkan kesyirikan. Jadilah pemuda yang paham betul siapa Tuhannya. Tuhan kita adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi. Maka berarti Allah satu-satunya Dzat yang berhak diibadahi.

Maka dari itu 7 pemuda Ashabul Kahfi itu dengan lantang mereka menyatakan bahwasanya Allah-lah pencipta langit dan bumi.

إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

Ingatlah ketika beberapa pemuda itu berlindung ke dalam sebuah gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini.” (QS. Al-Kahfi[18]: 10)

Ayat ini menunjukkan bahwa mereka mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena mereka hanya berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan meminta kepada jimat agar tidak mempan dibacok atau belajar ilmu-ilmu kanuragan dan lainnya.

Kita harus tahu bahwa kita adalah hamba Allah, berarti kewajiban kita hanya menghambakan diri kepada Allah. Kita bukan hamba duit, kita bukan hamba kedudukan apalagi hawa nafsu, kita bukan hamba manusia, kita bukan hamba makhluk, tapi kita hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Pemuda yang seperti inilah yang Allah banggakan dalam Al-Qur’anul Karim. Yaitu pemuda yang kuat diatas tauhid, mereka beriman kepada Allah, mereka hanya menghambakan diri kepada Allah, mereka hanya memurnikan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka tidak akan pernah mau menyeru selain Allah, maka mereka memilih tinggal di goa daripada harus menggadaikan aqidah dan keimanan. Mereka tinggalkan dunia demi untuk menyelamatkan aqidah dan keimanan.

Maka jadilah seperti generasi Ashabul Kahfi. Generasi yang kuat imannya kepada Allah, senantiasa berusaha menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya.

2. Pemuda yang semangat menuntut ilmu

Yang dimaksud “ilmu” di sini adalah ilmu agama yang berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah dengan pemahaman para sahabat, para tabi’in dan tabi’ut tabi’in.

Ibnu Abbas atau Abdullah bin Abbas ketika umur 6 tahun didoakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam supaya faqih. Jadilah dia pemuda yang rajin menuntut ilmu. Semangatnya Ibnu Abbas untuk menuntut ilmu terlihat ketika dia mendengar ada seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam punya hadits yang tidak dimiliki sahabat lain, maka pergilah ia ke rumah sahabat tersebut. Ternyata didapati sahabat itu sedang tidur siang. Akhirnya Ibnu Abbas menunggu di depan rumahnya sampai tertidur. Ketika sore hari, sahabat ini keluar rumah ternyata ada Ibnu Abbas sedang tidur di depan rumahnya.

Lalu sahabat ini pun berkata: “Wahai anak paman Rasulullah, ada apa kamu berada di depan rumahku?” Kata Ibnu Abbas: “Wahai paman, aku mendengar bahwa engkau punya hadits yang hanya engkau yang tahu, aku ingin mengambilnya darimu.”

Sahabat ini pun berkata: “Kenapa kamu tidak suruh orang agar aku yang datang?” Kata Ibnu Abbas: “Demikianlah seharusnya adab seorang penuntut ilmu kepada gurunya.”

Ibnu Abbas mempunyai catatan hadits sampai sepenuh bawaan unta. Sampai-sampai Abdullah bin Mas’ud mengatakan:

لَوْ أَدْركَ ابْنُ عَبَّاسٍ أَسْنَانَنَا مَا عَشَرهُ مِنَّا أَحَدٌ

“Kalaulah Ibnu Abbas seumur dengan saya, dia tidak akan ada yang bisa menandingi keilmuannya.”

Ibnu Abbas dikenal sebagai ulama umat Islam, lautan ilmu, beliau waktu mudanya habis untuk menuntut ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka semangatlah untuk menuntut ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala, jangan sampai disibukkan oleh hal-hal yang bisa menyebabkan akhirnya berpaling dari menuntut ilmu.

3. Pemuda yang semangat beribadah kepada Allah

Pemuda yang semangat tahajudnya, semangat baca Al-Qur’an, semangat puasa sunnahnya, dan seterusnya. Kalau ada pemuda yang nilai matematika dan fisikanya 100, saya tidak salut. Saya salut kalau melihat ada seorang pemuda yang kembali kepada Allah, mau beribadah kepada Allah, dan ia pun sadar bahwasanya dirinya adalah hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala. Itu baru pemuda yang hebat. Itu baru pemuda yang akan berguna untuk nusa dan bangsa. Karena bangsa ini kalau hanya sebatas hebat ilmu dunia tapi agama dan keimanan tidak ada, akhirnya akan menjadi koruptor.

Adapun seseorang yang beriman, takut dan bertakwa kepada Allah, ketika ia diberikan oleh Allah jabatan, dia menjadi pejabat yang takut dan bertakwa kepada Allah.

Maka seorang pemuda harus rajin ke masjid untuk shalat berjamaah. Jangan kemudian ketika mendengar adzan malas-malasan. Apalagi kalau ketika subuh, saya jarang sekali melihat adik-adik yang pergi ke masjid. Karena biasanya anak muda itu senang begadang, sehingga ketika hendak shalat subuh ternyata berat. Padahal shalat subuh adalah shalat berjamaah yang paling utama.

Adik-adikku, kalau kalian tidak berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki diri, kelak setelah besar pun kalian susah untuk memperbaiki diri.

Semoga kalian menjadi anak-anak yang senantiasa bertakwa kepada Allah, berbakti kepada orangtuanya, demikian pula sibuk dengan menuntut ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semoga kita semua termasuk orang-orang diberikan oleh Allah istiqamah sampai akhir hayat kita dan kemudian kita bisa masuk ke dalam surga.

Download mp3 Kajian Pemuda Yang Dinaungi Allah Pada Hari Kiamat


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50181-pemuda-yang-dinaungi-allah-pada-hari-kiamat/